CHAPTER 8. MANAGING SERVICE AND MANUFACTURING
OPERATIONS
Semua
organisasi menciptakan produk dalam bentuk barang, jasa, maupun ide. Pada
dasarnya, proses penciptaan produk tersebut melewati prosedur yang sama
meskipun mereka beroperasi dalam industri berbeda. Hal ini menjadi fokus dalam
pembahasan mengenai manajemen operasi.
Manajemen operasi adalah pengembangan
dan administrasi aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam proses transformasi
atau perubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa. Dalam bab ini akan
dibahas peran manajemen operasi termasuk merancang dan merencanakan proses
transformasi tersebut, mengelola perubahan, dan memastikan kualitas produk
sesuai dengan harapan konsumen.
1.
The
Nature of Operation Management
Manager operasi mengawasi proses
transformasi serta perencanaan dan perancangan sistem operasi, mengelola
logistik, kualitas, dan produktivitas. Manajemen operasi adalah core dari seluruh organisasi karena
bertanggungjawab dalam penciptaan barang dan jasa organisasi.
Awalnya, manajemen operasi disebut
sebagai produksi atau manufaktur karena terbatas pada manufaktur produk berupa
barang. Perubahan dari produksi ke operasi merupakan kesadaran bahwa proses
tersebut tidak hanya menghasilkan barang tetapi juga jasa dan ide serta fungsi keseluruhannya
yang lebih dari sekedar menganalisis input dan output.
Manufaktur
adalah aktivitas dan proses yang digunakan dalam membuat produk tangible, disebut juga produksi. Karena definisi yang
sempit ini, istilah operasi digunakan untuk mendeskripsikan proses membuat
produk baik tangible maupun intangible.
- Proses Transformasi
Inti dari manajemen operasi adalah
proses transformasi yang mana input
(sumberdaya seperti pekerja, uang, energi, dan material) diubah menjadi output (barang, jasa, dan ide). Proses
transformasi mengombinasikan input dengan berbagai peralatan, prosedur
administrasi, dan teknologi untuk menciptakan produk. Untuk meyakinkan bahwa
proses tersebut menghasilkan produk berkualitas secara efisien, manager operasi
mengontrol proses dengan mengukur beberapa poin dalam proses transformasi dan
membandingkan dengan standar yang ada sebelumnya. Jika terjadi penyimpangan
antara aktual dan output yang diharapkan, maka manager akan melakukan aksi
perbaikan. Pengaturan ini dilakukan demi menciptakan produk yang memuaskan dan
merupakan bagian dari proses transformasi.
Gambar 1. Proses Transformasi Manajemen
Operasi
- Manajemen Operasi dalam Bisnis Jasa
Proses transformasi tipe berbeda
ditemukan dalam organisasi yang menghasilkan jasa. Tidak seperti barang tangible, jasa adalah kegiatan atau kinerja
efektif yang harus disampaikan langsung kepada konsumen penggunanya. Di samping
level kedekatan dengan konsumen, bisnis jasa berusaha menyediakan proses yang
terstandar, dan teknologi yang menciptakan respon otomatis dan terstruktur.
Tantangan lain berhubungan dengan
operasi jasa adalah secara umum outputnya intangible
dan tidak tahan lama. Hanya sedikit jasa yang dapat disimpan, dijual kembali,
atau dikembalikan. Karena tidak tahan lama, penyedia jasa sangat sulit
menentukan permintaan yang sesuai dengan penawarannya.
Bisnis manufaktur dan jasa pada dasarnya
sama secara operasional tetapi cukup berbeda juga. Berikut perbedaan dasar
antara organisasi dengan output barang dan jasa.
a. Nature and Consumption
of Output à perbedaan pertama tentunya ada
pada sifat output yaitu tangible dan intangible. Hal paling mendasar dari jasa
adalah tingkat kontak dengan konsumen yang tinggi. Manufaktur dapat berproduksi
di lingkungan yang jauh dari konsumen, sedangkan penyedia jasa memiliki pilihan
terbatas dalam metode kerjanya, penugasan, penjadwalan, dan pengawasan terhadap
keseluruhan operasi.
b. Keseragaman
Input à perbedaan kedua manufaktur dan
jasa adalah keseragaman input. Manufaktur mudah mengawasi sumberdaya yang
digunakan, sementara jasa sulit untuk dilakukan penyeragaman karena adanya customization.
c. Keseragaman
Output à karena elemen manusia tidak dapat
dipisahkan dalam penyediaan jasa, setiap jasa dilakukan dengan cara berbeda.
Konsekuensinya, baik elemen manusia maupun teknologi menghasilkan output yang
berbeda setiap waktu. Misalnya, pada pelayanan McDonald’s atau Burger King
meski memiliki proses dan prosedur yang sama, tetapi pengalaman yang dirasakan
oleh tiap konsumen akan berbeda. Sedangkan pada manufaktur karena penggunaan
teknologi dan prosedur yang terstandar dan terprogram tanpa human contact yang tinggi, output yang
dihasilkan harus seragam dengan kualitas sama.
d. Kebutuhan
Karyawan à jumlah karyawan yang dibutuhkan
dalam proses produksi berbeda. Jasa biasanya membutuhkan lebih banyak karyawan
karena tingginya level kontak konsumen, output yang harus dikonsumsi saat itu
juga, dan tingginya variasi input dan output.
e. Ukuran
Produktivitas à perbedaan terakhir antara
manufaktur dan jasa adalah ukuran produktivitas untuk tiap output yang
diproduksi. Di manufaktur, menghitung produktivitas cukup mudah karena
outputnya tangible dan tingginya
level keseragaman. Sedangkan bagi penyedia jasa ada variasi permintaan, variasi
kebutuhan jasa dari tiap pekerjaan, dan produknya intangible sehingga sulit untuk mengukur produktivitas.
2.
Merencanakan
dan Merancang Sistem Operasi
- Merencanakan Produk
Sebelum membuat produk, perusahaan harus
terlebih dahulu menentukan kebutuhan konsumen dan kemudian merancang produk
untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Mayoritas perusahaan menggunakan penelitian
pemasaran untuk menentukan barang dan jasa yang akan disediakan dan cirri-ciri
yang harus dimiliki. Penelitian pemasaran juga berguna untuk mengukur
permintaan akan produk dan berapa harga yang mau dibayar oleh konsumen.
Membangun sebuah produk memerlukan
proses panjang dan mahal. Sebagian besar perusahaan berusaha untuk menurunkan
waktu dan biaya tersebut. Oleh karena itu, saat manager memiliki ide untuk
membangun sebuah produk, harus direncanakan dengan matang bagaimana cara
memproduksinya.
Pada perusahaan berskala besar, tim research and development bertugas untuk
merancang produk dan desain kerjanya agar efisien. Di perusahaan kecil,
individu yang bertanggungjawab memegangnya, bahkan bisa jadi pemilik sendiri.
Siapapun yang bertanggungjawab, perencanaan tidak hanya berhenti pada sekedar blueprint tetapi juga bagaimana cara
produksi yang efisien serta memastikan bahwa produk tersebut akan dapat
memuaskan konsumen. Manager operasi juga harus merencanakan tipe dan kuantitas
material yang diperlukan, keterampilan dan kuantitas tenaga kerja yang
dibutuhkan, dan proses aktual yang akan dilalui selama proses transformasi.
- Merancang Proses Operasi
Sebelum
memulai proses produksi, manager perlu menentukan metode yang sesuai untuk
mengubah sumberdaya menjadi produk yang diharapkan. Secara khusus, manufaktur
dirancang dengan salah satu proses yaitu: standardisasi, modular design, atau customization.
a. Standardisasi
à
produk manufaktur yang diproduksi dalam jumlah besar biasanya menggunakan
standardisasi untuk menghemat dan mempercepat proses. Standardisasi adalah membuat komponen atau produk identik yang
dapat dipertukarkan. Dengan metode ini konsumen memang tidak mendapatkan
produk yang sama persis dengan keinginan mereka, tetapi mereka mendapat produk
yang biayanya lebih murah. Standardisasi mempercepat produksi, kontrol
kualitas, dan menurunkan biaya produksi.
b. Modular design
à
meliputi pembuatan item dalam self-contained
unit, atau modul, yang dapat dikombinasikan atau dipertukarkan untuk
membuat produk berbeda. Modular design
memungkinkan produk cepat dalam perbaikannya, menurunkan biaya tenaga kerja,
tapi tiap komponennya cukup mahal sehingga meningkatkan biaya perbaikan
material.
c. Customization
à
customization
adalah membuat produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen tertentu. Produk
yang diproduksi biasanya unik. Customization
digunakan dalam produk jasa dan komunikasi. Konsumen dapat memilih sendiri
model dan desain produk sehingga konsumen memiliki pilihan menentukan produk
akhir.
- Merencanakan Kapasitas
Perencanaan proses operasional meliputi
dua area penting: kapasitas dan fasilitas. Load maksimal yang dapat
dioperasikan atau dicapai unit organisasional disebut kapasitas. Ukuran unit bisa jadi tenaga kerja atau mesin,
departemen, cabang, atau keseluruhan pabrik. Kapasitas maksimal dapat
menentukan input atau output yang tersedia.
Perencanaan kebutuhan kapasitas
perusahaan yang efisien adalah proses penting yang harus dilakukan manager
operasi. Level kapasitas yang tidak sesuai berakibat adanya selisih dengan
permintaan dan akhirnya membuat perusahaan kehilangan konsumen. Selain itu,
bisa juga mengakibatkan biaya produksi yang terlalu tinggi karena ada
sumberdaya yang tak terpakai. Untuk mencegahnya, perusahaan perlu melakukan forecast demand.
- Merencanakan Fasilitas
Setelah
mengetahui proses yang akan digunakan dalam membuat produk, perusahaan dapat
merancang dan membangun fasilitas yang sesuai untuk membuatnya. Perusahaan
harus memutuskan dimana lokasi fasilitas operasi mereka, layout apa yang sesuai
untuk memproduksi produk tertentu, dan teknologi apa yang digunakan dalam
proses transformasi.
a. Lokasi
fasilitas à pemilihan lokasi fasilitas
berdampak signifikan karena biayanya tinggi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
yaitu kedekatannya dengan pasar, ketersediaan bahan mentah, ketersediaan
transportasi, ketersediaan tenaga, pengaruh iklim, ketersediaan tenaga kerja,
karakter sosial, dan pajak.
b. Layout
fasilitas à menetapkan layout fisik cukup
kompleks, tugas yang membutuhkan keterampilan teknis tinggi. Ada tiga layout
dasar: fixed-position, proses, dan
produk.
Perusahaan
yang menggunakan fixed-position layout
membawa seluruh sumberdaya yang dibutuhkan dalam produksi ke lokasi pusat.
Produknya berupa gedung, rumah, atau jembatan, produk yang tidak bisa berpindah.
Perusahaan yang menggunakan fixed-position
layout disebut project organization
karena umumnya terlibat dalam proyek besar dan kompleks seperti konstruksi dan
eksplorasi. Produk yang dihasilkan unik, tenaga kerjanya berketerampilan
tinggi, memproduksi jumlah yang sedikit, dan memiliki biaya produksi yang
sangat tinggi untuk tiap unitnya.
Perusahaan
yang menggunakan process layout
mengelola proses transformasi ke dalam departemen-departemen yang prosesnya
terkait. Tipe organisasi yang menggunakan layout ini disebut intermittent
organization yaitu organisasi yang berurusan dengan produk lebih
kecil dari project organization,
dan produknya tidak perlu unik tapi memiliki perbedaan signifikan satu dengan
lainnya. Karena level outputnya rendah, biaya per unit produk biasanya tinggi.
Product layout
memerlukan produksi dengan jenis tugas yang sederhana bagi tenaga kerja, dan
tenaga kerja biasanya diposisikan dalam lini perakitan. Tenaga kerja tidak
berpindah tempat, yang berpindah adalah produknya. Perusahaan dengan layout ini
disebut continuous manufacturing organization yaitu perusahaan yang
menggunakan lini perakitan berkelanjutan serta menciptakan produk dengan banyak
karakteristik serupa. Karakteristik produk yang dihasilkan standarnya sama,
jumlahnya besar, dan biaya produksi relatif rendah.
c. Teknologi
àsetiap
industri memiliki teknologi dasar yang mendukung proses transformasi. Misal
industri baja secara berkelanjutan mencoba untuk meningkatkan teknik pembuatan
baja. Teknologi komputer sangat membantu proses transformasi saat ini.
Contohnya CAD (Computer-assisted design), membantu insinyur merancang komponen,
produk, dan proses dengan komputer. Lalu ada juga CAM (Computer-assisted
manufacturing), mempekerjakan sistem komputer terspesialisasi untuk
mengarahkan dan mengontrol proses transformasi.
Flexible
manufacturing adalah mesin petunjuk
yang dilakukan komputer untuk menyesuaikan dengan versi berbeda dari operasi
yang sama. Jika seluruh teknologi (CAD, CAM, robot, flexible manufacturing, dan lain-lain) terintegrasi, maka akan
menghasilkan computer-integrated manufacturing (CIM), yaitu sistem lengkap yang merancang produk, me-manage mesin
dan material, serta mengawasi fungsi operasi.
- Sustainability
and Manufacturing
Manufaktur dan sistem operasi bergerak cepat
untuk menciptakan keberlangsungan lingkungan dan meminimalkan dampak negative
terhadap lingkungan alam. Isu sustainability
menjadi penting bagi stakeholder
dan konsumen, berkaitan dengan masa depan planet. Banyak perubahan kepada green manufacturing dan operasi karena
ada keyakinan bahwa pemanasan global dan perubahan iklim harus diturunkan.
Pemerintah berinisiatif menyediakan tempat bagi bisnis untuk berinovasi dalam green manufacturing dan operasi.
3.
Mengelola
Rantai Pasokan
Manajemen rantai
pasokan (supply
chain management), merupakan fungsi terbesar dalam operasi, adalah menghubungkan
dan mengintegrasi seluruh bagian atau anggota dari sistem distribusi untuk
mencapai kepuasan konsumen. Disebut juga sebagai logistik, manajemen rantai
pasokan termasuk di dalamnya yaitu semua aktivitas berkaitan dengan mendapatkan
dan mengelola bahan mentah dan komponen, mengelola produk akhir, mengemasnya,
dan menyampaikan kepada konsumen. Fungsi ini erat kaitannya dengan pemasaran.
Berikut merupakan tugas-tugas utama dalam rantai pasokan.
- Pembelian
Pembelian
(purchasing)
atau yang sering disebut procurement (pengadaan)
adalah aktivitas membeli seluruh bahan yang dibutuhkan oleh organisasi.
Departemen pembelian bertujuan untuk mendapatkan barang dengan kualitas yang
sesuai dan dengan biaya terendah. Orang-orang yang bekerja di bagian ini
menempatkan dan mengevaluasi pemasok. Secara konstan, departemen pembelian
harus mencari bahan baru yang dapat meningkatkan pekerjaan atau menurunkan
biaya dibanding dengan yang digunakan selama ini.
- Mengelola Inventori
Setelah bahan-bahan yang dibutuhkan
terbeli, beberapa persediaan harus disimpan hingga tiba waktunya dipakai. Semua
bahan mentah, komponen, produk lengkap maupun terpisah, potongan peralatan yang
digunakan perusahaan disebut inventori.
Ada tiga tipe inventori: finished-goods
inventory (produk siap jual), work-in-process
inventory (produk setengah jadi), dan raw
materials inventory (bahan yang digunakan sebagai input produksi).
Inventory
control adalah proses menentukan berapa
banyak pasokan dan barang yang diperlukan dan kuantitas di tangan yang sesuai,
dimana tiap item berada, dan siapa yang bertanggungjawab atasnya. Manajemen
operasi harus terkoordinasi secara intens dengan inventory control. Berikut beberapa pendekatan untuk menentukan
berapa banyak unit yang harus disediakan dan kapan waktunya.
a. The Economic Order
Quantity Modelà
sebuah model yang mengidentifikasi jumlah optimal item untuk order sehingga
meminimalkan biaya pengelolaannya (pemesanan, penyimpanan, dan penggunaan).
b. Just-in-Time Inventory
Managementà
sebuah teknik menggunakan material dalam kuantitas lebih kecil yang datang ‘just-in-time’ saat digunakan dalam
proses transformasi dan oleh karena itu memerlukan tempat penyimpanan dan pengeluaran
manajemen inventori lain yang kecil. Namun kelemahannya, ketika terjadi bencana
alam, produksi mengalami penundaan karena tidak tersedia inventori bahan mentah
sehingga disarankan bagi para pebisnis untuk mendiversifikasi rantai
pasokannya.
c. Material-requirement
Planningà
sistem perencanaan yang menjadwalkan keperluan bahan dengan kuantitas tepat
untuk membuat produk. Komponen dasar MRP adalah jadwal utama produksi, tagihan
material, dan file status inventori. Karena besarnya jumlah part dan material
yang diperlukan dalam proses produksi, MRP harus dilakukan dengan komputer.
- Outsourcing
Outsourcing
kini menjadi bagian dari manajemen rantai pasokan karena banyak perusahaan
memilih menggunakan outsource dalam
beberapa aspek operasi agar lebih efisien, biaya lebih rendah, dan mencapai
kepuasan konsumen yang lebih tinggi. Globalisasi memberi tekanan pada manager
rantai pasokan untuk meningkatkan kecepatan dan keseimbangan sumberdaya. Outsourcing dianggap dapat menjawab
tantangan tersebut karena mempercepat produk sampai kepada konsumen dan
keseluruhan efisiensi rantai pasokan.
- Routing
and Scheduling
Setelah semua bahan tersedia dan
penggunaannya telah ditentukan, manager harus mempertimbangkan urutan operasi
mana yang harus dilalui produk atau disebut routing. Setelah routing ditentukan, pekerjaan aktual
harus dijadwalkan. Scheduling (penjadwalan) adalah penyerahan tugas-tugas yang
diperlukan kepada departemen atau karyawan, tim, mesin yang spesifik.
- Mengelola Kualitas
Kualitas, seperti halnya biaya dan
efisiensi, adalah elemen penting dari manajemen operasi karena produk gagal
dapat merusak perusahaan dengan cepat. Kualitas merefleksikan level barang atau
jasa dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen. Untuk produk jasa, sulit
ditentukan karakteristik kualitasnya. Perusahaan harus menentukan karakter
kualitas mana yang dianggap penting dan mendefinisikannya sehingga dapat
diukur.
The Malcolm Baldrige National Quality
Award diberikan setiap tahun bagi perusahaan yang memenuhi standar kualitas
yang secara tepat. Kriterianya yaitu: kepemimpinan, informasi dan analisis,
perencanaan strategik, pembangunan sumberdaya manusia dan manajemen, manajemen
proses, hasil bisnis, dan fokus serta kepuasan konsumen.
Kualitas sangat penting kaitannya dengan
pengujian manajemen operasi. Quality control adalah proses
organisasi mempertahankan standar kualitas yang baku. Kualitas menjadi
fokus besar di banyak organisasi terutama karena adanya kompetisi asing yang
makin intens dan konsumen yang lebih demanding.
Oleh karena itu, perusahaan mengadopsi pendekatan total quality management. Total quality management adalah sebuah
filosofi untuk menyeragamkan komitmen terhadap kualitas di segala area
organisasi yang akan mendorong budaya berpersepsi tentang kualitas sesuai
dengan konsumen. Termasuk di dalamnya mengkoordinasi usaha untuk
meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkan partisipasi karyawan, membentuk
dan memperkuat hubungan dengan pemasok, serta memfasilitasi budaya organisasi
dalam perbaikan kualitas berkelanjutan.
Alat utama proses perbaikan
berkelanjutan adalah benchmarking, yaitu mengukur dan
mengevaluasi kualitas barang, jasa, atau proses organisasi dibandingkan dengan
kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan berkinerja terbaik di industri.
Salah satu metode yang digunakan perusahaan untuk peningkatan kualitas yaitu statistical
proses control, sistem dimana manajemen mengumpulkan dan menganalisis
informasi tentang proses produksi untuk mendapatkan masalah kualitas yang tepat
dalam proses produksi.
- International Organization for Standardization
(ISO)
International
Organization for Standardization (ISO) menciptakan seri standar manajemen
kualitas yaitu
·
ISO 9000
à
didesain untuk memastikan bahwa kualitas yang diharapkan konsumen tercapai.
Standar tersebut menyediakan kerangka untuk mendokumentasikan bagaimana sebuah
bisnis tersertifikasi menyimpan laporan, mendidik karyawan, menguji produk, dan
memperbaiki kerusakan. Untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9000, auditor
independen harus memeriksa pabrik, laboratorium, atau kantor perusahaan
memenuhi standar ISO.
·
ISO 14000
à
set komprehensif standar lingkungan yang mendorong dunia lebih bersih dan aman.
Tujuan standar ISO 14000 adalah untuk mendorong keseragaman dalam manajemen
lingkungan dan membantu perusahaan mencapai dan mengukur perbaikan dalam
kinerja lingkungan.
- Inspeksi
Inspeksi memperlihatkan apakah produk
memenuhi standar kualitas. Model inspeksi sederhana misalnya dengan menimbang
bobot produk sesuai dengan yang tertulis atau tidak. Metode yang lebih
terperinci misalnya pada produk otomotif diuji dengan membuka-tutup pintu. Organisasi
melakukan inspeksi pada pembelian barang, work-in-process,
dan barang jadi. Inspeksi pada work-in-process
bertujuan untuk menemukan kerusakan sebelum produk jadi sehingga koreksi yang
diperlukan bisa dibuat.
- Sampling
Pertanyaan penting terkait dengan
inspeksi adalah seberapa banyak item yang harus diinspeksi? Apakah perlu
menginspeksi output 100% atau hanya sebagian karena terkait dengan biaya
inspeksi, kerusakan dalam proses inspeksi, dan biaya potensial produk cacat
sehubungan dengan kehidupan dan keamanan manusia. Oleh karena itu metode
sampling digunakan dalam melakukan inspeksi terutama untuk tes yang bersifat
destruktif sehingga tidak merusak keseluruhan output.
- Mengintegrasi Operasi dan Manajemen
Rantai Pasokan
Mengelola operasi dan rantai pasokan
tergolong kompleks dan menantang karena jumlah organisasi independen yang harus
menunjukkan tanggung jawab mereka dalam menciptakan produk berkualitas.
Mengelola rantai pasokan membutuhkan penjagaan konstan dan kemampuan untuk
membuat perubahan taktis. Oleh karena itu, mengelola berbagai partner yang
terkait dalam rantai pasokan dan operasi sangat penting karena banyak
stakeholder memegang tanggung jawab perusahaan untuk memberi bimbingan yang
sesuai terkait kualitas produk.
Di samping tantangan untuk mengawasi
operasi dan rantai pasokan global, ada langkah-langkah bisnis yang diambil
untuk mengelola resiko. Semua perusahaan yang bekerja dengan pemasok global
harus mengadopsi Global Supplier Code of Conduct dan memastikan
terkomunikasikan dengan efektif. Akhirnya, perusahaan harus melakukan audit
regular pada pemasok dan mengambil langkah melawan semua yang mengancam standar
perusahaan.
Amazing article. It was good that you have listed down some good laptops with configuration and everything.
ReplyDeleteI specifically think that selecting a laptop depends on the need of a person.neet classes in mumbai